Sabtu, 20 Desember 2014

BAGAIMANAKAH CIRI - CIRI ILMU YANG BERMAANFAAT UNTUK PEMILIKNYA ????

SEBUAH hadits mengatakan bahwa ada tiga amalan yang ketika telah meninggal pahalanya terus mengalir kea lam kubur kita. Yang pertama shadaqah jariyah, yang kedua ilmu yang bermanfaat, dan ketiga doa anak yang soleh.
Terkait yang kedua, kita perlu tahu seperti apa ciri-ciri ilmu yang bermanfaat. Ilmu yang bermanfaat akan terus mengalir pahalanya, ketika orang-orang mengamalkan ilmu yang dberikan oleh kita. Adapula ciri-ciri ilmu yang bermanfaat ketika kita masih hidup di dunia.
Imam Al-Ghazzali menyebutkan 7 ciri ilmu yang bermanfaat di dalam kitabnya Bidayah al-Hidayah:
1). Barang yang menambah takutmu akan Allah S.W.T
2). Dan menambah pula di dalam penglihatan hatimu pada kecelaan dirimu,
3). Dan menambah pula dalam pengenalanmu akan ibadah kepada Tuhanmu yang Maha Mulia dan Yang Maha Tinggi,
4). Dan mengurangkan akan gemarmu kepada dunia,
5). Dan menambah gemarmu kepada akhirat,
6). Dan membukakan ia akan mata hatimu dengan yang membinasakan akan amalmu hingga engkau memelihara diri daripadanya,
7). Dan melihatkan dia akan dikau atas tipu daya syaitan dan perdayanya.
Selain itu di dalam kitab Al-Hafiz Ibnu Rajab Al-Hanbali yang berjudul Bayan Fadhli ‘Ilmissalaf ‘ala ‘Ilmilkhalaf. Ciri-ciri ilmu yang bermanfaat di dalam diri seseorang:
1). Menghasilkan rasa takut dan cinta kepada Allah.
2). Menjadikan hati tunduk atau khusyuk kepada Allah dan merasa hina di hadapan-Nya dan selalu bersikap tawaduk.
3). Membuat jiwa selalu merasa cukup (qanaah) dengan hal-hal yang halal walaupun sedikit yang itu merupakan bagian dari dunia.
4). Menumbuhkan rasa zuhud terhadap dunia.
5). Senantiasa didengar doanya.
6). Ilmu itu senantiasa berada di hatinya.
7). Menganggap bahwa dirinya tidak memiliki sesuatu dan kedudukan.
8). Menjadikannya benci akan tazkiah dan pujian.
9). Selalu mengharapkan akhirat.
10). Menunjukkan kepadanya agar lari dan menjauhi dunia. Yang paling menggiurkan dari dunia adalah kepemimpinan, kemasyhuran dan pujian.
11). Tidak mengatakan bahwa dia itu memiliki ilmu dan tidak mengatakan bahwa orang lain itu bodoh, kecuali terhadap orang-orang yang menyelisihi sunnah dan ahlussunnah. Sesungguhnya dia mengatakan hal itu karena hak-hak Allah, bukan untuk kepentingan pribadinya.
12). Berbaik sangka terhadap ulama-ulama salaf (terdahulu) dan berburuk sangka pada dirinya.
13). Mengakui keutamaan-keutamaan orang-orang yang terdahulu di dalam ilmu dan merasa tidak boleh menyaingi martabat mereka.
14). Sedikit berbicara karena takut jika terjadi kesalahan dan tidak berbicara kecuali dengan ilmu. Sesungguhnhya, sedikitnya perkataan-perkataan yang dinukil dari orang-orang yang terdahulu bukanlah karena mereka tidak mampu untuk berbicara,tetapi karena mereka memiliki sifat wara’ dan takut pada Allah Taala.
Apakah ilmu yang bermanfaat itu telah tercermin dalam diri kita? 

BELAJAR MENCINTAIMU

Belajar mencintai mu..
hemm, begitu sulit..
karena...
aku butuh memperbaiki diriku
terlebih dahulu..
agar kamu tak kecewa nantinya..

sekarang aku masih belajar
ya belajar dan terus belajar
belajar mencintai mu
karna ALLAH..

jika ada kesalahan yang di perbuat
katakan terus terang..
kau tak perlu merasa..
kasihan padaku...

karena kesalahan..
akan tetap menjadi kesalahan..
kesalahan yang akan mendewasakan.
(oleh:Rirade/editing:ahmad_latahzan-24)

SANDI CINTA

Cintaku bukan sebatas antara,
aku sayang pada mu..
tapi..
antara hati yang musti di pahami..

cintaku bukan sebatas memandang suka..
tapi..
lebih dalam dari itu,,
kamu itu lebih berarti..

sandi cinta ini kan ku ingat
"SATU NAMA.. UNTUK SATU HATI,, SATU CINTA,,SELAMANYA"
(oleh : rirade / editing : ahmad_latahzan-24) :)

MERINDU

Dikala ku merindu..
ku hanya ingat satu nama..
di saat ku mencintai..
nama yang sama ada dalam hati ku..

Disaat ku menyayangi..
nama itu belum berubah..
masih tetap dirimu..

karena aku telah merindukan mu..
melebihi rindu pada ku.
(oleh : Rirade / editing : ahmad_latahzan-24)



Selasa, 16 Desember 2014

SILABUS MATA PELAJARAN MATEMATIKA SMP KELAS VIII

Add caption

SILABUS MATA PELAJARAN MATEMATIKA
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/ MADRASAH TSANAWIYAH KELAS VIII
KURIKULUM 2013

Satuan Pendidikan      : SMP/MTS
Kelas / Semester          : VIII
Kompetensi Inti*                   
Kompetensi Inti 2       : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
  efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
Kompetensi Inti 3       : Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
  budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
Kompetensi Inti 4       : Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis,
  membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
v  Masalah 1 ( Satu )
Kompetensi Dasar**
Materi Pokok***
Pendekatan  Pembelajaran****
Instrumen Penilaian*****
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
080201 Menunjukkan perilaku teliti dan sesuai prosedur dalam melakukan aktivitas di rumah, sekolah, dan masyarakat sebagai wujud implementasi menggambar sketsa grafik fungsi aljabar sederhana
080301 Menerapkan operasi aljabar yang melibatkan bilangan rasional dan pecahan

Operasi aljabar: Persamaan linear dua variabel
MENGAMATI
§ Mengamati gambar, foto, video atau secara langsung peristiwa, kejadian, fenomena, konteks atau situasi yang berkaitan dengan ekspresi aljabar dan khususnya persamaan linear dua variabel
MENANYA
§ Guru memotivasi, mendorong kreatifitas dalam bentuk bertanya, memberi gagasan yang menarik dan menantang untuk didalami misal: bagaimana kebiasaan manusia membuat bahasa menyingkat dan simbolik untuk memperjelas, mempermudah suatu komunikasi dsb

 

TUGAS

§  resume ttg pers linear

OBSERVASI
§  teliti
§  disiplin
4 x 5 JP
Buku teks matematika Kemdikbud, lingkungan


Ø  hasil revisi 1 ( Satu )
Kompetensi Dasar**
Materi Pokok***
Pendekatan  Pembelajaran****
Instrumen Penilaian*****
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
080201 Menunjukkan perilaku teliti dan sesuai prosedur dalam melakukan aktivitas di rumah, sekolah, dan masyarakat sebagai wujud implementasi menggambar sketsa grafik fungsi aljabar sederhana
080301 Menerapkan operasi aljabar yang melibatkan bilangan rasional dan pecahan

Operasi aljabar: Persamaan linear dua variabel
MENGAMATI
§ Mengamati gambar, foto, video atau secara langsung peristiwa, kejadian, fenomena, konteks atau situasi yang berkaitan dengan ekspresi aljabar dan khususnya persamaan linear dua variabel
MENANYA
§ Guru memotivasi, mendorong kreatifitas dalam bentuk bertanya, memberi gagasan yang menarik dan menantang untuk didalami misal: bagaimana mengaplikasikan aljabar linier dalam kehidupan sehari hari.

 

TUGAS

§  resume ttg pers linear

OBSERVASI
§  teliti
§  disiplin
4 x 5 JP
Buku teks matematika Kemdikbud, lingkungan

Keterangan :
·         Pada masalah tidak di tunjukkan adanya hubungan antara KD dan Materi Pokok dengan Pendekatan Pembelajaran yang di gunakan sehingga tujuan KD tidak akan terwujud.
·         Pada hasil revisi terlihat hubungan antara KD, Materi Pokok dan Pendekatan Pembelajaran saling berkaitan.











v  Masalah 2 ( Dua )
Kompetensi Dasar**
Materi Pokok***
Pendekatan  Pembelajaran****
Instrumen Penilaian*****
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
080201 Menunjukkan perilaku teliti dan sesuai prosedur dalam melakukan aktivitas di rumah, sekolah, dan masyarakat sebagai wujud implementasi menggambar sketsa grafik fungsi aljabar sederhana

080301 Menerapkan operasi aljabar yang melibatkan bilangan rasional dan pecahan

Operasi aljabar: Persamaan linear dua variabel
MENGAMATI
§ Mengamati gambar, foto, video atau secara langsung peristiwa, kejadian, fenomena, konteks atau situasi yang berkaitan dengan ekspresi aljabar dan khususnya persamaan linear dua variabel

 

TUGAS

§  resume ttg pers linear


4 x 5 JP
Buku teks matematika Kemdikbud, lingkungan

Ø  Hasil revisi ( Dua )
Menurut pendapat kami materi ini tidak seharus nya di ajar kan kepada anak SMP kelas VIII melainkan seharus nya di ajarkan di SMA tepatnya di kelas XI.
Alasannya : hal ini di karenakan meteri tersebut tidak cocok dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik kelas VIII, selain itu materi tersebut juga membutuhkan pemahaman dan konsentrasi yang efektif untuk memahaminya, sehingga lebih pantas di ajarkan di SMA kelas XI











v  Masalah 3 ( Tiga )
Kompetensi Dasar**
Materi Pokok***
Pendekatan  Pembelajaran****
Instrumen Penilaian*****
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
080306 Memahami unsur, keliling, dan luas dari lingkaran
080307 Memahami hubungan sudut pusat, panjang busur, dan luas juring

Lingkaran
MENGAMATI
§ Mengamati gambar, foto, video atau secara langsung peristiwa, kejadian, fenomena, konteks atau situasi yang berkaitan dengan konsep lingkaran


TUGAS
§  Merancang dan melakukan percobaan menentukan nilai p

4 x 5 JP
Buku teks matematika Kemdikbud, lingkungan


Ø  Hasil revisi ( Tiga )
Kompetensi Dasar**
Materi Pokok***
Pendekatan  Pembelajaran****
Instrumen Penilaian*****
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
080306 Memahami unsur, keliling, dan luas dari lingkaran
080307 Memahami hubungan sudut pusat, panjang busur, dan luas juring

Lingkaran
MENGAMATI
§ Mengamati gambar, foto, video atau secara langsung peristiwa, kejadian, fenomena, konteks atau situasi yang berkaitan dengan konsep lingkaran


TUGAS
§  Merancang dan melakukan percobaan menentukan nilai p

3 x 5 JP
Buku teks matematika Kemdikbud, lingkungan


Keterangan :
·         Pada masalah di tunjuk kan alokasi yang menurut pendapat kami berlebihan, hal ini di tinjau dari materi nya sendiri yakni Lingkaran pada dasarnya bukanlah sebuah materi yang sulit untuk di pahami oleh siswa. Sehingga dengan menggunakan 3 x 5 JP saja sudah efektif dan efisien.

·         Pada hasil di tunjuk kan 3 x 5 JP hal ini di tujukan agar siswa tidak merasa bosan dengan materi yang ada selain itu di harap kan pembelajaran akan lebih, efektif dan efisien tampa banyak membuang – buang waktu. Karena waktu yang ada lebih baik di gunakan untuk membahas materi yang lainnya. 

Senin, 15 Desember 2014

Pohon Apel dan Seorang Anak Kecil

Add caption
ZAMAN dulu kala, terdapat sebatang pohon apel yang amat besar. Seorang kanak- kanak lelaki begitu gemar bermain-main di sekitar pohon apel ini setiap hari. Dia memanjat pohon tersebut, memetik serta memakan apel sepuas-puas hatinya, dan adakalanya dia beristirahat lalu terlelap di perdu pohon apel tersebut. Anak lelaki tersebut begitu menyayangi tempat permainannya.
Pohon apel itu juga menyukai anak tersebut. waktu berlalu… anak lelaki itu sudah besar dan menjadi seorang remaja. Dia tidak lagi menghabiskan masanya setiap hari bermain di sekitar pohon apel tersebut. Namun begitu, suatu hari dia datang kepada pohon apel tersebut dengan wajah yang sedih.
“Marilah bermain-mainlah di sekitarku,” ajak pohon apel itu.
“Aku bukan lagi kanak-kanak, aku tidak lagi gemar bermain dengan engkau,” jawab remaja itu.
“Aku mau permainan. Aku perlu uang untuk membelinya,” tambah remaja itu dengan nada yang sedih.
Lalu pohon apel itu berkata, “Kalau begitu, petiklah apel-apel yang ada padaku. Juallah untuk mendapatkan uang. Dengan itu, kau dapat membeli permainan yang kauinginkan.”
Remaja itu dengan gembiranya memetik semua apel di pohon itu dan pergi dari situ. Dia tidak kembali lagi selepas itu. Pohon apel itu merasa sedih.
Waktu berlalu…
Suatu hari, remaja itu kembali. Dia semakin dewasa. Pohon apel itu merasa gembira. “Marilah bermain-mainlah di sekitarku,” ajak pohon apel itu.
“Aku tiada waktu untuk bermain. Aku terpaksa bekerja untuk mendapatkan uang. Aku ingin membina rumah sebagai tempat perlindungan untuk keluargaku. Bisakah kau menolongku?” tanya anak itu.
“Maafkan aku. Aku tidak mempunyai rumah. Tetapi kau boleh memotong dahan-dahanku yang besar ini dan kau buatlah rumah daripadanya.” Pohon apel itu memberikan cadangan. Lalu, remaja yang semakin dewasa itu memotong ke semua dahan pohon apel itu dan pergi dengan gembiranya. Pohon apel itu pun turut gembira tetapi kemudiannya merasa sedih karena remaja itu tidak kembali lagi selepas itu.
Suatu hari yang panas, seorang lelaki datang menemui pohon apel itu. Dia sebenarnya adalah anak lelaki yang pernah bermain-main dengan pohon apel itu. Dia telah matang dan dewasa.
“Marilah bermain-mainlah di sekitarku,” ajak pohon apel itu.
“MAAFKAN aku, tetapi aku bukan lagi anak lelaki yang suka bermain-main di sekitarmu. Aku sudah dewasa. Aku mempunyai cita-cita untuk berlayar. Malangnya, aku tidak mempunyai perahu. Bolehkah kau menolongku?” tanya lelaki itu.
“Aku tidak mempunyai perahu untuk diberikan kepada kau. Tetapi kau boleh memotong batang pohon ini untuk dijadikan perahu. Kau akan dapat belayar dengan gembira,” kata pohon apel itu.
Lelaki itu merasa amat gembira dan menebang batang pohon apel itu. Dia kemudian pergi dari situ dengan gembiranya dan tidak kembali lagi selepas itu.
Namun begitu, pada suatu hari, seorang lelaki yang semakin di mamah usia, datang menuju pohon apel itu. Dia adalah anak lelaki yang pernah bermain di sekitar pohon apel itu.
“Maafkan aku. Aku tidak ada apa-apa lagi untuk diberikan kepada kau. Aku sudah memberikan buahku untuk kau jual, dahanku untuk kau buat rumah, batangku untuk kau buat perahu. Aku hanya ada tunggul dengan akar yang hampir mati…” kata pohon apel itu dengan nada pilu.
“Aku tidak mau apelmu karena aku sudah tiada bergigi untuk memakannya, aku tidak mahu dahanmu kerana aku sudah tua untuk memotongnya, aku tidak mau batang pohonmu karena aku tidak berupaya untuk belayar lagi, aku merasa lelah dan ingin istirahat,” jawab lelaki tua itu.
“Jika begitu, istirahatlah di perduku,” kata pohon apel itu. Lalu lelaki tua itu duduk beristirahat di perdu pohon apel itu dan beristirahat. Mereka berdua menangis dalam syahdu.
Tahukah Anda, sebenarnya, pohon apel yang dimaksudkan di dalam cerita itu adalah kedua-dua ibu bapak kita. Saat kita masih muda, kita suka bermain dengan mereka. Ketika kita meningkat remaja, kita perlukan bantuan mereka untuk meneruskan hidup. Kita tinggalkan mereka, dan hanya kembali meminta pertolongan apabila kita  dalam kesusahan. Namun begitu, mereka tetap menolong kita dan melakukan apa saja asalkan kita bahagia dan gembira dalam hidup. Anda mungkin terpikir bahwa anak lelaki itu bersikap kejam terhadap pohon apel itu, tetapi pikirkanlah, itu hakikatnya bagaimana kebanyakan anak sekarang melayani ibu bapak mereka. [ahmad_latahzan_24]

Kamis, 11 Desember 2014

SUB BARISAN-BARISAN DAN TEOREMA BOLZANO WEIERSTRASS

                                                                    BAB I
                                                          PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam mata kuliah analisa real I, mata kuliah yang mempelajari dan mengasah intelektual mahasiswa matematika, terdapat sub bab yang bertemakan Barisan monoton, Sub Barisan dan teorema Bolzano Weierstrass. Apa itu Barisan monoton dan Sub Barisan, apa yang menjadi teorema Bolzano Weierstrass dan apa saja yang dipelajari dalam bab ini, akan menjadi topik pembahasan yang akan  kita angkat.
Pembatasan Masalah
Dari sekian permasalahan yang ada tidak mungkin penulis dapat membahasnya secara keseluruhan, karena mengingat kemampuan yang ada baik intelektual, biaya dan waktu yang dimiliki penulis sangat terbatas. Maka penulis perlu memberikan batasan-batasan masalah.
Pembatasan masalah diperlukan untuk memperjelas permasalahan yang ingin dipecahkan.
Oleh karena itu, penulis memberikan batasan sebagai berikut :
1. Apa pengertian barisan Monoton ?
2. Apa pengertian Sub Barisan?
3. Bagaimana teorema Bolzano Weierstrass ?
PERUMUSAN MASALAH
Perumusan masalah yang akan dijabarkan adalah sebagai berikut :
barisan Monoton (definisi dan contoh soal)
Sub Barisan (definisi dan contoh soal)
teorema Bolzano Weierstrass

TUJUAN PENULISAN
Penulisan bertujuan untuk lebih mengerti sub bab tentang barisan monoton dan sub barisan.
Dan tujuan lainnya adalah agar mahasiswa lainnya yang membutuhkan data tentang materi ini dapat terbantu.

MANFAAT PENULISAN
Semoga penulisan makalah yang bertemakan barisan monoton ini dapat membantu dan bermanfaat bagi teman-teman mahasiswa, dan yang lainnya.

BAB II
PEMBAHASAN

 3. 4 SUB BARISAN-BARISAN
DAN
TEOREMA BOLZANO WEIERSTRASS

Pada bagian ini kita akan memperkenalkan gagasan tentang sub barisan dari urutan bilangan real. Gagasan ini agak lebih umum dari pada ekor dari urutan (diperkenlkan pada 3.1.8) dan sering berguna dalam membangun perbedaan berurutan.

Kita juga akan membuktikan bentuk berurutan dari teorema Bolzano-weierstrass 2.4.5, yang akan digunakan dalam mencari hasil selanjutnya.

3.4.1 Definisi

Misalkan X = (xn) barisan bilangan real dan misalkan r1 < r2 <... < rn <..... barisan naik murni dari bilangan asli (rn ∈ N). Maka barisan X’ di R diberikan
(xr1, xr2, xr3,...., xrn,.....)
Disebut sub barisan X.
Untuk contoh, berikut adalah sub barisan X = (1/1,1/2,1/3,…) :
(1/3,1/4,1/5,…,1/(n+2),…), (1/1,1/3,1/5,…,1/(2n-1),…), (1/2!,1/4!,1/6!,…,1/(2n)!,…)
Berikut barisan yang bukan sub barisan X = (1/n) :
(1/2,1/1,1/4,1/3,1/6,1/5,…) , (1/1,0,1/3,0,1/5,0,…)
Tenttu juga, ada ekor dari sub barisan : sebenarnya . M-ekor berkoresponden ke barisan dari indeks :
r_1= M + 1,〖 r〗_(2 )= M + 2….. , rn = M + n,......
Kadang-kadang tidak setiap sub barisan dari barisan yang diberikan membutuhkan ekor dari barisan.
Sub barisan dari barisan kovergen juga konvergen ke limit sama.


3.4.2 Teorema
Jika sebuah barisan X = (xn) dari bilangan real konvergen ke x, maka ada sub barisan X juga konvergen ke x.

Bukti:
Ambil sembarang  > 0
Bedasarkan teorema 3.1.6 (d)
(∀ε>0) (∃K(ε)є N)∋[(∀ nє N) n ≥ K(є)→│xn-x│<
Karena r_1 〖˂ r〗_(2 )˂…〖˂  r〗_(n )˂… adalah barisan naik dari bilangan real, maka (rn ∈ N).
∀n≥K(ε) menunjukan r_n≥n ≥K (ε)  sehingga │x_rn-x│<
Dengan demikian sub barisan (x_rn) juga konvergen ke x.
3.4.3 Contoh
(a). lim (bn) = 0  Jika  0 < b < 1



Kita telah melihat, dalam Contoh 3.1 .11 (c) bahwa, jika   0 < b <  1 dan jika
x n   =   b,  kemudian  pada  ketaksamaan  bernoulli’s  bahwa  lim  (xn)  =  0. Alternativ   lain   kita   melihat   bahwa   dari   0   <   b   <      1,   kemudian

xn1  b


n1


 bn


 x  , maka barisan (xn) adalah menurun. Juga pada 0 < xn


<1 ,

selain itu, mengikuti dari teorema kekonvergenan monoton 3.3.2 bahwa barisan tersebut konvergen. Misal    x = Lim xn. Karena (x2n) adalah barisan bagian dari (xn) diikuti dari teorema 3.4.2 pada x = Lim(x2n). Selain itu, di
ikuti dari pasangan x2n = b2n = (bn)2 = x2n dan teorema 3.2.2 bahwa :
x = Lim(x2n) = (lim(xn))2 = x2.

Oleh karena itu kita harus memilih x = 0 atau x = 1 karena barisan (xn) adalah menurun dan terbatas Pada b < 1 kita dapat menyimpulkan x = 0.






(b). Lim(c1/n) = 1 untuk c > 1

Pada limit ini kita dapatkan dari contoh 3.1.11 (c) untuk c > 0, menggunakan argumen. Kita menggunakan pendekatan alternatif untuk kasus c > 1. Catatan bahwa jika zn  = c1/n, kemudian Zn  > 1 dan zn+1  < zn  untuk setiap nN. (mengapa?) dengan teorema kekonvergenan monoton , lim z = lim (zn) ada



Dengan Teorema 3.4.2, berikut bahwa z = Lim(z2n). Sebagai tambahan dari

hubungan berikut :
1
Z2n = c1/2n = (c1/n)



= zn1/2.

Sehingga kita memiliki z2 = z dimana diikuti salah satu z = 0 atau z = 1.   Karena zn > 1 untuk setiap n  N, kita simpulkan bahwa      z = 1.
Kami     meninggalkan     sebagai     latihan     bagi     pembaca     untuk mempertimbangkan kasus 0 < c <1.

















3.4.4 Kriteria Divergen
Misalkan X = (xn) urutan bilangan real. Berdasarkan peryataan berikut.
(i).   Barisan X = (xn) tidak konvergen ke x  R

(ii). Ada 0 > 0 sedemikian hingga untuk sembarang k  N, terdapat rk N    sedemikian hingga rk  > k dan│x_n-x│≥ε_0

(iii). Ada 0  > 0 dan suatu barisan bagian  X = (xn) dari x sedemikian hingga │x_n-x│≥ε_0∀n∈N)

Bukti

(ii) Jika X = (xn) tidak konvergen ke x.kemudian untuk beberapa 0  > 0 ini tidak mungkin menghasilkan bilangan asli K(ε_0) sedemikian sehingga gabungan 3.1.6 (d). Bahwa (∀k∈N) ada bilangan asli r_k≥k sedemikian sehingga │x_n-x│≥ε_0
(iii) misalkan ε_0menjadi seperti (ii) dan misalkan r_1∈N sedemikian sehingga  r_1≥1 dan │x_n-x│≥ε_0sekarang misalkan r_2∈N sedemikian sehingga r_2≥r_1+1 dan │x_n-x│≥ε_0dan misalkan r_3∈N sedemikian sehingga r_3≥r_2+1 dan │x_n-x│≥ε_0cara itu berlanjut untuk memperoleh pergantian urutan x’ = (x_rn) dari x sedemikian sehingga │x_rn-x│≥ε_0
(i) misalkan X = (xn) miliki sub barisan x’ = (x_rn) sesuai dengan kondisi (iii), kemudian x di konvergen ke x, tapi itu tidak mungkin , karena tidak ada ketentuan dari X’ yang memiliki ε_0 berdekatan dari x.


























3.4.5 Contoh-Contoh
Barisan (〖(-1)〗^n ) adalah divergen.
Bukti :
Andaikan barisan X : (〖(-1)〗^n ) adalah konvergen ke x.
Berdasarkan teorema 3.4.2
X = (xn) → x ⇒ X’ = (x_rn ) → x
Maka ganti X = (〖(-1)〗^n ) )→ -1⇒ X’ = (〖(-1)〗^n ) → -1
Karena X’ konvergen kw -1 dan X’ konvergen +1. Maka ini kontradiksi dengan
X = (〖(-1)〗^n ) )→ -1⇒ X’ = (〖(-1)〗^n ) → -1 yang maka X’ hanya konvergen ke -1
Berarti pengandaian salah sehingga Barisan  : (〖(-1)〗^n ) adalah divergen.

Barisan (1,1/2,3,1/4,…) adalah divergen.
Bukti :
Jika barisan tersebut dinamakan Y = (yn)
-yn = n dimana n ganjil
-yn = 1/n dimana n genap
Dalam hal ini jelas bahya yn = n tidak terbatas
Berdasarkan teorema 3.2.2 ( barisan yang konvergen dari bilangan asli adalah terbatas) karena yn = n  tidak terbatas maka jelas yn = n tidak konvergen
Barisan S = (sin n ) adalah divergen
Bukti :
         Barisan ini tidak mudah ditangani. Harus membutuhkan diskusi tentunya, membuat  properti  dasar  dari  fungsi  sinus.  Kita  dapat  menyebutnya  bahwa
      sin( π/6  )   =  1/2  =  sin( 5π/6  ) dan bahwa sin x  ˃  1/2 untuk x pada interval I1  =  ( π/6  ,5π/6  )
      karena panjang dari I1 =  5π/6 - π/6 = 2π/3 ˃  2 adalah bilangan asli I1  ; kita misalkan
      n1 sebagai bilangan pertama. Dengan cara yang sama, untuk setiap kN, sin x > ½
      untuk x pada interval :


Ik = (/6 +2 (k-1),5/6 +2 (k-1))

Karena panjang Ik  lebih dari 2 dimana 2 adalah bilangam asli Ik: kita mengambil nk  yang pertama. Barisan bagian S’ = (sin nk) dari S diperoleh nilai pada interval [½,1].
Dengan cara yang sama, jika k N dan Jk pada interval

Jk = (7 /6 + 2 (k - 1), 11 /6 + 2 (k - 1)),

Kemudian kita melihat bahwa  sin x < -½ untuk setiap x  Jk dan panjang Jk   lebih  dari  2.  Misalkan  mk   adalah  bilangan  asli  di  Jk.  Kemudian  barisan S” = (sin mk) dari S memiliki semua nilai yang terletak pada interval [-1, -½].
Diberikan setiap bilangan asli c dilihat pada barisan bagian S’ dan S” terletak diluar ½ - lingkungan dari c. Oleh karena itu, c bukanlah limit dari S. Karena c  R berubah-ubah, maka kita dapat menyimpulkan bahwa S adalah divergen.

3.4.6 Teorema Bolzano-Weierstrass untuk Barisan
Barisan bilangan real yang terbatas memiliki sub barisan yang konvergen.
Bukti :
Diberikan barisan bilangan real terbatas X = (xn). Namakan S ={xn , n ∈N} range barisan, mungkin S sehingga atau tak hingga.
Kasus I :
Diketahui S berhingga.
Misalkan {x_1,x_2,…,x_1} maka terdapat m ∈ M dengan 1 ≤m≤1
Dan barisan (r_1,k ∈N) dengan r_1<r_2<r_3<.... sehingga x_r1 = x_r2 = x_r3 = ..... 〖=x〗_m
Hal ini berarti barisan (r_1,k ∈N) konvergen ke x_m
Kasus II :
Karena S tak berhingga dan terbatas, maka S mempunyai titik cluster.
Namakan x titik Limit S.
Misalkan Uk = (x-1/k,x+1/k) persekitaran titik S.
Untuk k = 1, maka terdapat x_r1∈S∩U_1,x_r1≠x∋│x_r1-x│<1
Untuk k = 2, maka terdapat x_r2∈S∩U_2,x_r2≠x∋│x_r2-x│<1/2
Untuk k = 3, maka terdapat x_r3∈S∩U_3,x_r3≠x∋│x_r3-x│<1/3
Dan seterusnya sehingga diperoleh:
Untuk k = n, maka terdapat x_rn∈S∩U_n,x_rm≠x∋│x_rm-x│<1/n
Ambil ε>0
Menurut sifat Archimedes, terdapat
K(ε)∈N∋1/K<ε⇒│x_rn-x│<1/n≤1/K<ε,∀n≥K(ε).
Maka terbukti bahwa X’= (x_rn) →x dimana (x_rn) sub barisan (x_n).

3.4.7 Karakteristik Bagian Tertutup
Misalkan F € R, maka peryataan berikut adalah:
F adalah ⊆ R
Jika x adalah barisan konvergen elemen F, maka lim x = f
Bukti :
(i)→(ii). Misalkan x = (xn) adalah sebuah barisan elemen F dan misalkan x = lim xn.Maka akan ditunjukan bahwa x ∈ F. Sebaliknya kira-kira bahwa x ∉ F, yaitu bahwa x ∈ F komplemen F. dariF besaran terbuka dan x ∈ F, berarti ada V_ε, x terkandung V yang mana V adalah V terkandung F, x = lim (xn), maka terdapat K = K (ε) sehingga x_k ∈ V_ε, oleh karena itu kita memilih x_k ∈l(F) tetapi ini bertentangan  dengan pengandaian bahwa xn ∈ F untuk setiap n ∈ N maka haruslah x ∈ F

(ii)→ (i). Diamsusikan F tidak tertutup, sehingga G δ (F) tidak terbuka, maka ada Vyo ∈ G sehingga untuk setiap n ∈ N. Ada sejumlah yn ∈ δ (G) = F sehingga │y_n-y_0│<1/n . berikut bahwa y_0= lim (y_0), dan y_n ∈ F untuk y_0∈ G = l (F). Maka  hipotesis bahwa F tidak tertutup  menyatakan  bahwa (ii) salah. Akibat (ii) sebagai menegaskan.

3.4.8. Teorema
Jika K menjadi suatu barisan tertutup dan dibatasi oleh bilangan real. Kemudian setiap barisan X = (xn), dengan xn ∈ K untuk setiap n ∈ N, memiliki sub barisan konvergen X’ dan lim X’ ke K.
Bukti :
Karena K dibatasi, terdapat M >0 sehingga │x│≤ M untuk setiap x ∈ K untuk setiap n ∈ N, kami menyimpulkan bahwa barisan X = (xn) adalah dibatasi. Berdasarkan teorema 3.4.6. Bolzano Weierstrass, X konvergen sub barisan X’, tetapi karena K tertutup kami menyimpulkan bahwa X’ milik K.


3.4.9. Teorema
Diberikan barisan bilangan real terbatas X = (xn) dan diberikan x ∈R yang mempunyai sifat bahwa setiap barisan bagian dari X konvergen x. Maka barisan X konvergen ke x.
Bukti :
Misalkan M >0 adalah batas dari barisan X sehingga │xn│≤M untuk semua n ∈ N
Andaikan X tidak konvergen ke x, maka menggunakan teorema 3.4.4 terdapat ε_0>0
Dan barisan bagian X’ = (x_rn) sedemikian sehingga
│x_rn-x│≥ε untuk setiap n ∈ N
Karena X’ barisan bagian X, maka M juga batas dari X’. Oleh karena itu elemen X’ bilangan tertutup dan terbatas.
K = [-M, x -〖 ε〗_0] ∪ [ x+ε_0,M]
Jika kami ambil teorema 3.4.8 untuk barisan X’ dan bilangan dibatasi tertutup K, kami simpulkan bahwa X’ konvergen ke barisan bagian X’’ dan lim X’’ konvergen ke K. Sekarang bahwa karena X’’ adalah barisan bagian dari X’, maka X’’ jiga barisan bagian X. Ini mengikuti dari hipotesis teorema yang harus memiliki x = lim X’’. Tapi ini bertentangan dengan lim X’’ berada K. Jadi pengandaian salah bahwa barisan bagian dibatasi X tidak konvergen ke x telah menyebabkan kontradiksi.

3.0 KESIMPULAN
Teorema Bolzano-Weiertrass Setiap barisan bilangan real yang terbatas pasti memuat barisan bagian yang konvergen.

SARAN
Setelah membahas materi mengenai barisan monoton sub barisan  dan Teorema Bolzano-Weiertrass penulis mengharapkan agar kedepan materi ini dikembangkan lebih jauh terutama mempebanyak contoh soal. Selanjutnya penulis juga sendiri mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.